INTERKONEKSI SPRITUAL IBADAH DENGAN MENTAL HEALTY

 

            Problematika kesehatan yang sering terjadi di masa sekarang khususnya di usia usia muda tak bisa lepas dari lingkup “mental healty”. Apalagi dalam faktanya, penyakit gangguan dari mental healty ini pun kerap sekali terdiagnosa dengan mayoritas para remaja yang mendominasi. Padahal dalam segi kebugaran jasmani, pemudalah yang seharusnya memilki semangat dalam menanggung tumpuan harapan bangsa, lantas bila kesehatan nya terganggu , mentalnya rusak, bagaiaman nasib bangsa kedepanya?.  Bila ditelisik, tak jarang pula berita berita yang mengabarkan tentang banyaknya persoalan persolaan tentang kenakalan remaja, terganggunya jiwa psikisnya hingga depresi dan berakhir bunuh diri. Sungguh sangat disayangkan jiwa muda mati hanya karena kurangnya pemahaman dari hal hal yang dapat memunculkan energy postif dalam diri kita. Kurangnya pendekatan terhadap Tuhannya dalam menggapai tujuannya. Kurangnya jiwa spiritual inilah yang menjadi tekanan dalam bathin dan berujung pada rusaknya akal dan pikiran.  Dari sini dapat dicari titik temunya yakni, bahwa pentingnya kontribusi agama dalam mengalkuturasi antara fikiran dan tindakan, sehingga dalam keduanya  bisa menyelaraskan dan timbullah  pencerahan. Inilah yang dapat kita sebut sebagai implementasi agama dalam kehidupan.

Inti dalam beragama adalah beribadah, sedangkan value dalam beribadah adalah ketenangan. Ketenangan inilah yang menjadi alasan rujukan dari peningkatan ibadah dalam setiap individual.  Dalam dasar rukun islam pun, telah dijabarkan mengenai komponen komponen inti di dalamnya, yakni tentang syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji (bagi yang mampu). Kelima unsur  inilah yang secara tidak langsung membawa sakinah dalam diri seseorang. Sebagaimana telah dibagi dalam 3 bagian, yakni Ibadah Jasmaniayah dan Ruhiyah yaitu Sholat dan Puasa, Ibadah Ruhiyah dan Amaliyah yaitu Zakat, Ibadah Jasmaniyah, Ruhiyah dan Amaliyah yaitu Haji ( bagi yang mampu). Dasar dasar yang memjadikan rasa  ketawadu’an seorang hamba pada Tuhannya dan pengontrol dari emosi yang selalu membawa  suasana jenuh dan menggebu gebu.  Dengan kata lain semakin dia taat beribadah, semakin dia mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa.

 

Pun di dalam Al Qur’an Allah swt. telah memberikan suatu previlege kepada hambanya, dengan bonusan pahala yang berkali lipat di dalam bulan bulan tertentu. Tentu saja hal ini tidak dapat menafikan pahala pahala ibadah pada bulan islam lainnya, akan tetapi ini menjadi bukti nyata bahwa betapa mulianya bulan bulan tersebut sehingga Allah memberikan atensi kepada hambanya untuk memuliakan bulan tersebut dengan penggiatan dalam hal ibadah. Bulan bulan yang dimaksud itu biasa kita kenal dengan ” Asyhurul Hurum “ yakni pada bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharrom. Sebagimana pada firman Nya dalam QS. At Taubah: 36

Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

[640] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.

[641] Maksudnya janganlah kamu Menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan Mengadakan peperangan.

Asyhurul hurum yang artinya bulan yang disucikan. Pada sejarahnya pada bulan bulan ini menjadi tanda bahwa tidak diperbolehkanya melakukan perang atau harus berhenti perang. Ini pemberian hak istimewa dari Allah untuk mengagungkan dan mensucikan bulan tersebut . Bila dicermati dari faedahnya pengsucian bulan ini, disamping ada bebrapa peristiwa penting didalamnya.  Seperti pada riwayat  dijelaskan bahwa Nabi tidak pernah melakukan umrah kecuali pada bulan Dzulqo’dah, lalu pada bulan Dzulhijjah juga terjadi beberapa peristiwa penting yakni diantaranya perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail  ( latar belakang dari terjadi adanya peristiwa Qurban), pembangunan Ka’bah, dan perintah wajib berhaji. Selain itu, sebagai bulan pertama dalam sistem penanggalan hijriyah ditetapkan pada bulan Muharram, dan yang tak kalah penting adanya peristiwa Isro’ Mijroj Nabi sebagai awal pertanda dimulainya perintah mendirikan sholat terjadi di bulan Rajab. Oleh karena itu adanya kemulian dalam bulan bulan khusus ini selain dari alasan dibalik adanaya sejarah penting,  ada makna tertentu daripada  ini, yakni pengfokuskan dalam aspek ibadah dengan lebih mengesampingkan perkara keduniaan. Kenapa adanya penggandaan pahala, karena selain dari sifat Rahman  nya Allah swt. hal itu juga menjadi pemantik dalam semangat untuk beribadah.

Dengan begitu, terciptlah sinkronisasi dalam berkehidupan di dunia yang pasti adanya masalah masalah yang meliputi dengan eksistensi agama dalam aspek aqidah beribadah dalam membalancekan itu semua. Dengan terisinya kebutuhan ruhani, jiwa akan tentram psikis akan terjaga dan tujuan kita menjadi lebih terarah. Tidak adanya istilah tekanan batin, tekanan psikis, depresi hingga sampai melakukan tindakan tindakan yang tidak patut, bila itu semua diselangi dengan keharmonisasian dalam beribadah, apalagi bila dihubungan dengan peningkatan keistiqomahan ibadah di dalam asyhurul hurum tsb. Pembersihan hati dan jiwa dengan selalu mengingat Tuhanya akan menjadikan energy positif yang tumbuh di dalam dirinya. Seperti pada ungakapan Daniel Golleman (penuils buku “Kecerdasan Emosional”) orang yang berjiwa tenang dan berhati bersih berarti setiap saat mensuplay dirinya dengan berbagai vitamin hidup yang membuat antibody tubuh menjadi semakin kuat dan energinya kian berpijar sehingga membuat pikiran menjadi cemerlang dan tajam. sekian

 

 

 

 

 

Komentar